Minggu, 30 Januari 2011

Love Indramayu " WISATA "


Pantai Tirtamaya
Pantai Tirtamaya adalah salah satu tempat rekreasi yang banyak dikunjungi oleh para wisata, selain sebagai pemandian laut yang aman, juga mempunyai panorama yang indah, terutama pada saat terbit dan terbenamnya matahari.
Pantai Tirtamaya terletak dijalur Jalan Raya Indramayu – Cirebon, ± 16 Km dari kota Indramayu atau ± 38 Km dari kota Cirebon.

Pantai Eretan
Pantai Eretan merupakan salah satu tempat rekreasi yang tidak kalah banyaknya pengunjung dari berbagai daerah, pantai Eretan yang terletak di Kecamatan Kandanghaur ± 39 Km dari kota Indramayu, pantai Eretan juga sebagai Rest Area cocok untuk peristirahatan sejenak melepas lelah dari kepenatan perjalanan baik yang menuju ataupun yang pulang dari Jakarta.
Disepanjang pantai telah ditumbuhi hutan mangrove yang rindang dan juga banyak berdiri Restoran dan Rumah Makan yang siap menyajikan aneka hidangan ikan laut segar.

Pulau Biawak
Pulau Biawak adalah obyek wisata bahari dengan taman laut dan ikan hias yang indah serta terumbu karang yang asri terdapat di pulau tersebut, pulau Biawak juga dilengkapi dengan pasir putih, tanaman Bakau dan Budidaya rumput laut serta menara Mercusuar yang di bangun oleh ZM. Willem pada tahun 1872 merupakan daya tarik tersendiri.
Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di pulau Biawak adalah Selam (Diving), Mancing, Snorkeling dan wisata petualangan. Pulau Biawak memiliki luas ± 120 Ha, terletak 40 Km sebelah utara Indramayu yang dapat dijangkau dengan perahu nelayan.

Situ Bojongsari
Situ Bojongsari terletak di pusat Kota Indramayu dengan luas permukaan air ± 6 Ha. Tempat tersebut mempunyai daya tarik tersendiri seperti memancing, berkemah dan rekreasi air yaitu sepeda Air, Perahu Wisata serta Olahraga Dayung.

Situ Bolang
Situ Bolang merupakan salah satu tempat wisata alternatif yang mempunyai daya tarik tersendiri, seperti memancing, area perkemahan dan rekreasi air. Tempat tersebut terletak di Desa Jatisura Kecamatan Cikedung ± 20 Km dari kota Indramayu, Situ Bolang juga memiliki nuansa pedesaan yang sangat kental dengan panorama pesawahan, ternak kambing, dan pohon Mangga yang tumbuh disekeliling Situ Bolang yang begitu menyajikan suasana nyaman.

Koloni Kera Banjar
Koloni Kera Banjar merupakan tempat wisata yang banyak juga dikunjungi oleh para wisatawan karena daya tariknya yang unik berupa koloni kera sejak dahulu sampai sekarang jumlahnya 41 ekor Kera, yang terletak di Desa Bulak Kecamatan Jatibarang 17 Km dari Kota Indramayu.

Love Indramayu " BATIK "



Batik yang berciri khas pesisir, memiliki corak yang berbeda dengan batik daerah lainnya. Perpaduan antara kepercayaan, adat istiadat, seni dan lingkungan kehidupan daerah pesisir, ditambah lagi adanya pengaruh dari luar, seperti Cina, Arab dan Timur Tengah, Hindu-Jawa serta Eropa ikut mempengaruhi terbentuknya motif dan karakter batik tulis pesisir.

Industri kerajinan batik tulis ini terdapat di Kelurahan Paoman, Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu dan Terusan, Sindang, Indramayu. Kualitas dari batik yang mem punyai ± 200 motif ini telah mampu menembus pasaran internasional, terutama para kolektor batik dari mancanegara.

Sabtu, 29 Januari 2011

Love Indramayu " SINTREN "



Kalau saya ditanya, apa tontonan waktu kecil yang berkesan? maka saya akan menjawabnya Sintren. Kesenian ini meninggalkan kesan yang dalam dalam pikiran saya waktu itu. Kalau kemudian ini menjadi bahan tulisan saya yang pertama disini, sebenarnya hanya kebetulan saja hari ini saya baru saja melihat artikel diMading sekolah milik siswa yang menuliskan tentang kesenian Indramayu yang hampir punah, diantaranya tertulis kesenian Sintren.

Yang masih saya ingat (berarti sudah +/- 20 tahun yang lalu), pertunjukkan Sintren diadakan ditempat yang luas, biasanya hanya menggunakan alas tikar/karpet. Tidak ada batas yang jelas antara penonton dan pemain Sintren, ini yang menjadi sebab kesenian ini terlihat merakyat sekali. Tabuhan gamelan yang mengiringi pertunjukkan ini sangat sederhana, hanya terdiri dari bambu betung (bambu besar) dan kendi yang keduanya dibunyikan dengan cara dipukul lubangnya menggunakan karet dari sandal ditambah kemeriahan bunyi kecrek. Bunyi tetabuhan ini pulalah yang digunakan untuk mengumpulkan penonton diawal pertunjukkan.

Seorang penari Sintren akan didudukan ditengah arena pertunjukkan, lalu kedua tangannya diikat dibelakang dengan kuat menggunakan saputangan, dihadapannya diletakkan seperangkat pakaian Sintren (biasanya kebaya ditambah sejenis rompi), alat make up dan aksessoris kepala, tidak lupa kacamata hitam. Perlu diketahui, untuk menjadi seorang penari Sintren syaratnya sang gadis harus masih perawan, dan ini tidak boleh dilanggar sebab kalo dilanggar gadis tersebut akan gila (penulis belum pernah melihat buktinya sampai sekarang).

Setelah penari didudukkan, tubuhnya akan ditutup menggunakan kurungan yang biasa digunakan untuk mengurung ayam tetapi agak lebih besar sedikit. Lalu tembang yang mengandung mantra mulai dinyanyikan:

Solasi solandana

Menyan putih ngundang dewa

Ana dewa dening sukma

Widadari temuruna

Tembang mantra diatas dilantunkan berulang-ulang, dan akan dihentikan jika kurungan yang menutup tubuh penari Sintren bergerak-gerak, ini menunjukkan bidadari yang diundang sudah masuk dalam tubuh sang penari, dan dibuktikan dengan bergantinya pakaian penari Sintren dari baju biasa menjadi menggunakan baju Sintren dengan aksessoris yang terpakai lengkap plus make up di wajahnya. Aneh bin ajaib, itu yang ada dalam benak saya ketika itu. Bayangkan dalam ruangan kecil, gelap dan terikat, seorang wanita dapat berganti pakaian dan bermake-up layaknya dalam kamar rias yang luas dan terang.

Sang penari Sintren ini kemudian akan mulai menari dalam keadaan tidak sadar, tidak ada pakem tarian yang jelas, kadang malah terlihat kaku dan monoton. Saat penari Sintren ini mulai menari-nari pertunjukkan akan dilanjutkan dengan acara ‘balangan’ yaitu melempar kain atau sarung ke tubuh Sintren, dimana disalah satu ujung kain akan disimpan uang yang berfungsi sebagai sawer (imbalan). Sintren yang terkena balangan kain akan terjatuh, adegan ini akan menimbulkan tawa atau bahkan jeritan dari penonton kalau sang dayang yang mengiringi penari Sintren terlambat/tidak dapat menahan tubuh sang penari. Penari Sintren akan dapat dibangunkan kembali (masih kondisi tidak sadar) dan melajutkan menari dengan cara diusapkan asap dari dupa yang dibakar selama pertunjukkan berlangsung. Jatuh bangunnya Sintren akibat balangan dan frekuensi balangan yang sering, menjadi keasyikan tersendiri dalam menikmati tontonan Sintren ini.

Lamanya pertunjukkan Sintren bervariasi, kurang lebih 3-4 jam. Pertunjukkan ini akan berakhir kalau dalang Sintren mulai mengalunkan tembang…

Godong kilaras

Ditandur tengahe alas

Paman bibi aja maras

Dalang lais jaluk waras

Awalnya saya mengira pertunjukkan Sintren berasal dari Indramayu, tetapi setelah saya telusuri di Internet, sejarah Sintren yang kuat justru menunjukkan kalau kesenian ini berasal dari Jawa Tengah tepatnya Pekalongan. Tetapi ada persamaan yang bisa ditarik secara psikologis, kesenian ini menunjukkan bentuk ekspresi kebebasan atau menolak batasan-batasan, tetapi tidak berani secara terang-terangan menolak batasan tersebut karena adanya ketakutan terhadap penguasa saat itu.

Tarian Sintren yang tanpa pakem dan dilakukan tanpa sadar (sehingga terlihat ‘bisu’) menunjukkan keinginan untuk bebas tetapi tidak mampu/berani terungkapkan. Sejarah Sintren versi Pekalongan menuliskan Sintren berasal dari cerita hubungan cinta yang tidak direstui antara Sulasih dan R. Sulandono yang merupakan anak seorang Bupati di Pekalongan. Sejarah ini menunjukkan adanya pengekangan dalam menjalin hubungan dua anak manusia.

Love Indramayu " TARI TOPENG "



Tari topeng indramayu berasal dari tradisi dilingkungan Istana Kacirebonan sebagai acara kerajaan, misalnya penyambutan tamu raja. Lama-kelamaan, tari ini diminati masyarakat di luar keraton sampai menyebar ke tanah Indramayu.

Tari istana lantas berubah fungsi menjadi tari rakyat. Sekalipun antara Keraton Cirebon dan tradisi Indramayu bertopeng sama, bentuk dan tokohnya, namun gaya dan gerak tarinya sangat berbeda.

Bila tari Topeng Cirebon berisi gerak Tari Topeng Panji, Samba, Tumenggung, dan Kelana, pada Tari Topeng yang dikembangkan di Indramayu ini ada gerak lain, di antaranya ada Samba Merah, Samba Udeng, dan Rumyang.

Tari Topeng Panji yang bersimbol bayi yang baru lahir-sehingga geraknya pun mencerminkan bayi yang baru lahir. Juga Tari Topeng Panji, dengan pemain berkostum merah dan gerak yang gemulai. Sedang Tari Topeng Samba, dimainkan penari lain dengan kostum hitam bertopeng putih, geraknya lebih lincah dan dinamis.

Salah satu pelestari Tari Topeng Indramayu adalah Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Atas kearifan Toto Amsar Suanda seni tradisi Indramayu ini pada tahun 1994 mengarungi Asia dan Eropa.

Keunikan dari seni tari ini bukan menjadi sekadar pertunjukan, namun sebuah kesenian yang memerlukan keyakinan dan penghayatan.